"Rahim untuk Dipinjamkan: Moralitas Kristiani pada Awal Hidup Manusia"
Penerbit Kanisius, 2017
Sebuah tafsiran mengatakan, manusia pertama jatuh dalam dosa karena godaan si ular. Dalam Bahasa Ibrani, ular disebut nachash, ‘yang bersinar’. Sinar itulah yang membuatnya sangat arum (Ibr.), atau cerdik (lih. Kej 3:1). Melalui sinar itu, dengan cerdik ia menggoda Adam dan Hawa yang keduanya arummim (Ibr.), atau telanjang (lih. Kej 2:25), untuk mendekat. Dialog antara ular yang arum—ia menyamar sebagai malaikat terang, kata Paulus pada 1 Kor 11:14—dengan manusia yang arummim, menghasilkan persekongkolan untuk meredefinisi ciptaan. Itulah akhir hubungan harmonis antara manusia dengan Penciptanya.
“Kejahatan terbesar zaman ini … (adalah) untuk secara cerdas dan culas meredefinisi embrio sebagai manusia ambigu,” tulis Benny Phang dalam buku Rahim untuk Dipinjamkan ini. Seperti pada kisah Adam-Hawa, awalnya sinar ciptaan dan ‘pohon pengetahuan’ menarik manusia untuk mendekat. Namun, egoisme harga diri akhirnya membuat manusia bernafsu untuk playing God, ‘bermain sebagai Allah’ bagi sesama dengan mengaburkan makna kemanusiaan. Buku ini mengajak pembaca untuk berproses kembali mengakui transendensi Allah sebagai penilai. Inilah kekuatan refleksi teologis buku ini dalam bidang bioetika.
Henricus Witdarmono
wartawan, penulis buku, dan penggiat literasi
Ketika budaya kematian seakan-akan menjadi jawaban instan dan penyelesaian
masalah yang makin populer di zaman ini. Saat manusia makin melupakan makna
kehidupan, bahkan betapa berharga kehidupannya sendiri. Buku ini mengajak kita
semua kembali pada kebenaran hakiki tentang budaya kehidupan, tentang apa
sebenarnya martabat kehidupan yang membawa kita pada kebahagiaan sejati. Yes, the truth will set you free!
dr. Lia Brasali Ariefano
istri, pembicara, dan tenaga medis profesional
Something important that we should know as a Christian... Buku ini mengulas tentang realita yang banyak terjadi di masyarakat,
mengenai penciptaan manusia dan identitasnya yang dihubungkan dengan iman dan
moral kristiani. Sebuah karya tulis yang pada akhirnya akan membawa kita kepada
pengertian akan tujuan awali penciptaan oleh Allah, Yang Maha Kuasa.
dr. Lucia Luliana, SpKFR
pengajar dan praktisi anak-anak berkebutuhan khusus
Ketika saya mencoba untuk memberikan kritik atas konten
buku ini yang muncul justru kekaguman saya terhadap P. Benny atas pendalamannya
yang luar biasa terhadap proses biologis dan intervensi medik terkini di awal
kehidupan manusia. Ia telah berusaha dengan baik “mengawamkan” istilah-istilah
berbagai proses biologis dan intervensi medik supaya lebih mudah dipahami oleh
kalangan non-medik. Kiranya buku ini perlu (atau bahkan wajib?) dibaca oleh
para praktisi kedokteran. P. Benny mengingatkan bahwa kehidupan bukan milik
manusia itu sendiri. Buku ini merupakan sumbangsih dan pencerahan yang luar
biasa di saat maraknya upaya penduniawian semata awal hidup manusia dengan
memanfaatkan kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran terkini.
Dr. Raditya Wratsangka, dr., Sp.OG(K)
Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Konsultan Obstetri-Ginekologi Sosial/Kesehatan Reproduksi
Sepuluh topik dalam buku P. Benny ini memberikan penjelasan panjang lebar seputar persoalan moral dalam perkembangan sains khususnya di awal hidup manusia. Pemaparan permasalahan menunjukkan penguasaan pengetahuan yang sangat baik tentang sains terkait dan dikemas dalam bahasa yang dimengerti oleh publik. Telaah kritis dan refleksi penulis terhadap kesepuluh topik mengajak pembaca untuk ikut mencermati praktik-praktik dalam layanan medis dari perspektif moral agar tidak terperosok dalam perangkap si ular modern. Pembaca diingatkan bahwa “embrio dalam tahap apapun adalah pribadi manusia, bukan sekedar sekumpulan sel. Sejak fertilisasi martabatnya sebagai manusia harus dihormati dan hak hidupnya harus dijamin. Menghancurkan embrio sama dengan menghancurkan pribadi manusia, dan ini sama dengan membunuhnya.” Semoga buku ini bisa membuat pembaca lebih cerdas, arif, dan beriman dalam membuat keputusan moral terkait dengan tindakan medis yang dilaksanakan.
Prof. Anita Lie, Ed.D.
Unika Widya Mandala, Surabaya
www.anitalie.com
Tulisan yang
sangat berbobot, terlebih karena P. Benny melibatkan moralitas kristiani.
Menurut hemat saya tulisan ini akan sangat banyak membantu dunia ilmiah
kedokteran pada umumnya dan secara khusus pada bidang reproduksi.
Prof. Dr. dr. F.X. Arif Adimoelja, Sp. And., FSS
(Be)