Diterjemahkan dari tulisan Mark Shea
Lanjutan
pembahasan tentang karunia-karunia Roh Kudus…..
Sakramen krisma bertujuan untuk
menjalin persahabatan dengan Allah dan diutus ke tengah dunia. Oleh karena itu,
ketika engkau diurapi oleh minyak krisma, Roh Kudus mencurahkan ke atasmu dua
macam karunia, yakni, karunia pengudus dan kharismatis. Karunia-karunia ini
mencerminkan dua maksud Allah yang berhubungan satu dengan yang lain.
Karunia-karunia pengudus adalah
karunia-karunia yang kita perlukan untuk diri sendiri. Mereka membuat kita
diubah menjadi seperti Kristus, mahluk yang berpartisipasi dalam hidup
Tritunggal Mahakudus dan membagikan pada kita yang kecil ini rahmat-Nya yang
membuat kita putra-putri Allah, yang dipenuhi dengan Roh Kudus dan yang hidup
semakin lama semakin menyerupai Yesus.
Sebaliknya, karunia-karunia
kharismatis adalah karunia.-karunia yang dianugerahkan untuk dibagikan pada
orang lain. Mereka dianugerahkan, bukan untuk pertama-tama membangun kita, tapi
agar kita dapat membangun orang lain dan membaharui muka bumi.
Contohnya, uang dari orang yang dermawan
tidaklah bertujuan untuk membuat orang tersebut menggelembung kegemukan, tapi
untuk membantu orang miskin. Orang yang dianugerahi suara merdu untuk
bernyanyi, mempersembahkan suara merdunya itu untuk didengar orang lain.
Pengotbah ulung bukan berkotbah bagi dirinya sendiri, tapi untuk membangun para
pemirsanya.
Karunia-karunia semacam ini
menunjukkan salah satu pokok penting dalam hidup rohani, yakni, orang yang terpilih
memang dipilih demi orang yang tak terpilih. Karunia-karunia kharismatis memang
mendapatkan banyak sorotan. Misalnya, para kudus seperti Padre Pio dan St.
Kristina yang sering mendapat anugerah dari Allah untuk membuat mukjizat yang
mengagumkan. Kita akan membahas karunia-karunia ini nanti, tapi yang lebih
penting adalah bahwa Tradisi suci mengarahkan kita lebih kepada karunia-karunia
pengudus. Mengapa? Karena yang lebih penting bukanlah gemerlap dan dahsyatnya
mukjizat yang mengundang banyak decak kagum, tapi kekudusan yang murni.
Juga yang terpenting dalam membantu
orang lain menjadi kudus adalah bahwa kita terlebih dahulu bertanggungjawab
pada diri kita untuk menjadi kudus, tentu saja dengan bantuan Roh Kudus.
Karunia-karunia kharismatis memampukan kita untuk membantu dalam proses dimana
Allah membuat orang lain kudus, dengan memenuhi kebutuhan mereka dan
menyembuhkan luka-luka mereka.
Akan tetapi untuk membagikan
karunia-karunia ini dengan baik, kita terlebih dahulu harus sibuk berbenah diri
mengatur hidup kita, itu berarti menghidupi karunia-karunia pengudus, yang
sesungguhnya melatih otot rohani kita untuk mengubah kita menjadi kudus.
Allah menjanjikan bahwa kita akan
menerima semua karunia pengudus, karena mereka adalah karunia-karunia yang
lebih penting. Sebaliknya, meskipun setiap orang menerima masing-masing
karunia-karunia atau hal yang semacam karunia (karena setiap orang mendapat
perutusan dari Allah dan ia butuh alat untuk mewujudkan perutusan itu), tidak
seorangpun mendapatkan entah semua entah sebagian besar karunia-karunia
kharismatis.
Sebalinya, menurut St. Paulus karunia
dibagikan di seluruh Tubuh Kristus sehingga setiap anggotanya dapat melayani
orang lain dengan karunia-karunia khususnya. Namun, setiap orang menerima
karunia pengudus yakni: kebijaksanaan, pengetahuan, nasihat, keberanian,
kesalehan dan takut akan Tuhan.
Mengapa justru karunia-karunia ini?
Karena jika kita dengan tekun memohonkan karunia-karunia itu dengan pertolongan
Roh Kudus, mereka akan membuat kita menjadi pribadi yang dimuliakan dan
diilahikan seperti Kristus.
Apakah kedengarannya sangat berlebihan?
Tidak, sebenarnya ini hanyalah kenyataan yang biasa saja. Inilah apa yang Yesus
sendiri janjikan ketika Ia berkata pada kita, “Dan apabila Aku telah pergi
ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan
membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun
berada” (Yoh 14:3). Inilah juga yang Paulus janjikan kala ia menyatakan, “Sesungguhnya aku menyatakan
kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita
semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang
terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan
dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah”
(1Kor 15:51-52).
Seluruh
kehidupan orang Kristiani akan diubah dari dalam keluar menjadi mahluk yang
dimuliakan dan diilahikan. Mahluk yang berbagi dengan sempurna hidup mulia dan
ilahi yang Yesus miliki sejak Dia keluar dari kubur dan naik ke surga.
Diterjemahkan dari: http://m.ncregister.com/daily-news/sanctifying-gifts-and-charismatic-gifts#.WtK6ghYRWEc
*******
Catatan saya:
Tulisan yang bernada populer ini bisa membantu kita
melihat secara sekilas peta karunia-karunia Roh Kudus, namun tentu saja kita perlu juga
membaca sumber-sumber aslinya yakni dalam pembahasan tentang teologi karunia
dari Paulus, terutama dari Suratnya pada jemaat di Korintus.
Juga bisa dibaca sebuah paparan sistematis
teologi tentang karunia dari Thomas Aquinas dalam S.T. I-II, q. 109-114,
khususnya pada pembagian sistematis karunia-karunia Roh Kudus yang dibuat oleh
Aquinas dalam S.T. I-II, q. 111, art. 1-5.
Beberapa referensi bermutu lain bisa juga dibaca dan direnungkan lebih lanjut:
Brian Davis, Thomas
Aquinas’s Summa Theologiae: Guide and Commentary (Oxford: Oxford University
Press, 2014), 223-227. Berisi penjelasan tentang pembagian “jenis” rahmat. Karunia pengudus
dan kharismatis masing-masing disebut Aquinas dengan: gratia gratum faciens dan gratia
gratis data.
Yves Congar, I
Believe in the Holy Spirit (New York: Crossroad Herder, 2001), 161-188. Berisi tentang tinjauan
sangat kritis terhadap nama “gerakan kharismatik” dan tentang karunia-karunia
kharismatis yang ia sebut sebagai the
spectacular gifts.
Benny Phang
No comments:
Post a Comment