Sunday, May 20, 2018

Karunia-karunia Pengudus dan Kharismatis






Diterjemahkan dari tulisan Mark Shea

Lanjutan pembahasan tentang karunia-karunia Roh Kudus…..

Sakramen krisma bertujuan untuk menjalin persahabatan dengan Allah dan diutus ke tengah dunia. Oleh karena itu, ketika engkau diurapi oleh minyak krisma, Roh Kudus mencurahkan ke atasmu dua macam karunia, yakni, karunia pengudus dan kharismatis. Karunia-karunia ini mencerminkan dua maksud Allah yang berhubungan satu dengan yang lain. 

Karunia-karunia pengudus adalah karunia-karunia yang kita perlukan untuk diri sendiri. Mereka membuat kita diubah menjadi seperti Kristus, mahluk yang berpartisipasi dalam hidup Tritunggal Mahakudus dan membagikan pada kita yang kecil ini rahmat-Nya yang membuat kita putra-putri Allah, yang dipenuhi dengan Roh Kudus dan yang hidup semakin lama semakin menyerupai Yesus. 

Sebaliknya, karunia-karunia kharismatis adalah karunia.-karunia yang dianugerahkan untuk dibagikan pada orang lain. Mereka dianugerahkan, bukan untuk pertama-tama membangun kita, tapi agar kita dapat membangun orang lain dan membaharui muka bumi.
Contohnya, uang dari orang yang dermawan tidaklah bertujuan untuk membuat orang tersebut menggelembung kegemukan, tapi untuk membantu orang miskin. Orang yang dianugerahi suara merdu untuk bernyanyi, mempersembahkan suara merdunya itu untuk didengar orang lain. Pengotbah ulung bukan berkotbah bagi dirinya sendiri, tapi untuk membangun para pemirsanya. 

Karunia-karunia semacam ini menunjukkan salah satu pokok penting dalam hidup rohani, yakni, orang yang terpilih memang dipilih demi orang yang tak terpilih. Karunia-karunia kharismatis memang mendapatkan banyak sorotan. Misalnya, para kudus seperti Padre Pio dan St. Kristina yang sering mendapat anugerah dari Allah untuk membuat mukjizat yang mengagumkan. Kita akan membahas karunia-karunia ini nanti, tapi yang lebih penting adalah bahwa Tradisi suci mengarahkan kita lebih kepada karunia-karunia pengudus. Mengapa? Karena yang lebih penting bukanlah gemerlap dan dahsyatnya mukjizat yang mengundang banyak decak kagum, tapi kekudusan yang murni.

Juga yang terpenting dalam membantu orang lain menjadi kudus adalah bahwa kita terlebih dahulu bertanggungjawab pada diri kita untuk menjadi kudus, tentu saja dengan bantuan Roh Kudus. Karunia-karunia kharismatis memampukan kita untuk membantu dalam proses dimana Allah membuat orang lain kudus, dengan memenuhi kebutuhan mereka dan menyembuhkan luka-luka mereka.

Akan tetapi untuk membagikan karunia-karunia ini dengan baik, kita terlebih dahulu harus sibuk berbenah diri mengatur hidup kita, itu berarti menghidupi karunia-karunia pengudus, yang sesungguhnya melatih otot rohani kita untuk mengubah kita menjadi kudus.

Allah menjanjikan bahwa kita akan menerima semua karunia pengudus, karena mereka adalah karunia-karunia yang lebih penting. Sebaliknya, meskipun setiap orang menerima masing-masing karunia-karunia atau hal yang semacam karunia (karena setiap orang mendapat perutusan dari Allah dan ia butuh alat untuk mewujudkan perutusan itu), tidak seorangpun mendapatkan entah semua entah sebagian besar karunia-karunia kharismatis.

Sebalinya, menurut St. Paulus karunia dibagikan di seluruh Tubuh Kristus sehingga setiap anggotanya dapat melayani orang lain dengan karunia-karunia khususnya. Namun, setiap orang menerima karunia pengudus yakni: kebijaksanaan, pengetahuan, nasihat, keberanian, kesalehan dan takut akan Tuhan.

Mengapa justru karunia-karunia ini? Karena jika kita dengan tekun memohonkan karunia-karunia itu dengan pertolongan Roh Kudus, mereka akan membuat kita menjadi pribadi yang dimuliakan dan diilahikan seperti Kristus.

Apakah kedengarannya sangat berlebihan? Tidak, sebenarnya ini hanyalah kenyataan yang biasa saja. Inilah apa yang Yesus sendiri janjikan ketika Ia berkata pada kita, Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada” (Yoh 14:3). Inilah juga yang Paulus janjikan kala ia menyatakan, “Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah, dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi dan orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tidak dapat binasa dan kita semua akan diubah” (1Kor 15:51-52).

Seluruh kehidupan orang Kristiani akan diubah dari dalam keluar menjadi mahluk yang dimuliakan dan diilahikan. Mahluk yang berbagi dengan sempurna hidup mulia dan ilahi yang Yesus miliki sejak Dia keluar dari kubur dan naik ke surga.



*******


Catatan saya:

Tulisan yang bernada populer ini bisa membantu kita melihat secara sekilas peta karunia-karunia Roh Kudus, namun tentu saja kita perlu juga membaca sumber-sumber aslinya yakni dalam pembahasan tentang teologi karunia dari Paulus, terutama dari Suratnya pada jemaat di Korintus. 

Juga bisa dibaca sebuah paparan sistematis teologi tentang karunia dari Thomas Aquinas dalam S.T. I-II, q. 109-114, khususnya pada pembagian sistematis karunia-karunia Roh Kudus yang dibuat oleh Aquinas dalam S.T. I-II, q. 111, art. 1-5.

Beberapa referensi bermutu lain bisa juga dibaca dan direnungkan lebih lanjut:

Brian Davis, Thomas Aquinas’s Summa Theologiae: Guide and Commentary (Oxford: Oxford University Press, 2014), 223-227. Berisi penjelasan tentang pembagian “jenis” rahmat. Karunia pengudus dan kharismatis masing-masing disebut Aquinas dengan: gratia gratum faciens dan gratia gratis data.

Yves Congar, I Believe in the Holy Spirit (New York: Crossroad Herder, 2001), 161-188. Berisi tentang tinjauan sangat kritis terhadap nama “gerakan kharismatik” dan tentang karunia-karunia kharismatis yang ia sebut sebagai the spectacular gifts. 




Benny Phang

No comments: